Kecemasan Atlet Pencak Silat: Studi Perbandingan Atlet Sparring dan Atlet Seni pada Tahap Training to Compete LTAD
DOI:
https://doi.org/10.52188/ijpess.v5i2.1209Kata Kunci:
Atlet Pencak Silat, Kecemasan, Pembinaan Atlet Jangka Panjang (LTAD)Abstrak
Tujuan penelitian. Atlet pencak silat remaja dengan rentang usia 16-18 tahun sudah mulai mengalami kecemasan saat bertanding, tingginya tingkat kecemasan atlet pencak silat membuat atlet tidak percaya diri dalam bertanding, fenomena yang sering terjadi di lapangan adalah atlet sparring sering kehilangan fokus saat menghadapi lawan dan atlet seni sulit menunjukkan lupa gerakan saat melakukan gerakannya, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kecemasan antara kedua kategori tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat kecemasan antara atlet sparring dan seni pada tahap latihan untuk bertanding di LTAD.
Materi dan Metode. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif dengan jumlah atlet pencak silat sebanyak 30 orang yang dibagi menjadi kelompok sparring dan seni, dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner SCAT (Sport Competition Anxiety Test) dan dianalisis dengan uji independent samples t-test pada SPSS versi 24.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan antara atlet sparring dan atlet pencak silat. Analisis data menunjukkan bahwa tingkat kecemasan atlet kategori sparring cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan atlet kategori pencak silat.
Kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara atlet sparring dan pencak silat seni pada tahap latihan untuk bertanding di LTAD, dengan atlet sparring menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Faktor utama yang menyebabkan tingginya tingkat kecemasan pada atlet sparring adalah sifat pertandingan yang kompetitif dan kontak fisik langsung dengan lawan, serta kurangnya pengalaman bertanding. Selain itu, aspek psikologis seperti kurangnya latihan mental dan dukungan sosial juga mempengaruhi tingkat kecemasan atlet.
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2025 Faris Rizqullah, Komarudin Komarudin, Mochamad Yamin Saputra, Geraldi Novian

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.